CATATAN CHASIM CASICO
Catatanku......
Tuhan engkau memberikan aku kesejukan yang tak pernah
terhingga oleh waktu, aku yang sepi menemani malam yang hanya seperti ini,
bisikan angin malam, nyanyian dedaunan dan suara teve yang terdengar nyaring
ditelingaku. Aku mencium bau kepedihan dari lorong waktu.
Bukankah malam telah bercumbu denganku. Dan angin menjadi teman kencan
di taman dan pinggir-pinggir jalan
yang resah. Dan esok hari saat matahari muncul di ufuk barat, dan aku
kembali menyanyikan
lagu kepedihan tentang burung-burung yang ditembak mati oleh pemburu,
tragis,
kejam, suramnya dunia dihiasi oleh kepedihan zaman yang sesat. Dunia
berhiasan jurang dan bebatuan yang terjal. AKU sempat bercerita kepada
dunia, aku dan
sahabatku yang selalu bercinta dengan waktu meski kepedihan itu hadir
setiap
waktu, Ya... begitulah nyanyian hidupku, seperti aku sedang bersandiwara
pada
mayapada yang tidak menentu jalan lurusnya. Kisah dan Luka yang membawa
aku
dalam pigur kepahitan, menjadi tirai hitam yang tidak mungkin putih
lagi. Aku dan
dia yang sedang bahagia atas kedukaan dan duka yang membawa aku bahagia.
“mengenalmu adalah
satu-satunya cara untuk bertahan hidup”
Coment Deppy
Sontani Ikbaludin
·
"Aku
bukanlah pujanga yang mampu mengartikan suatu yang terkunci dalam ketidak pahaman,
dan aku hanyalah seorang ini yang ingin mencoba membuka kunci tersebut dengan
hayal dan tingkah berantakanku. Munngkin ini batas faham yang ada pada hayalku
sehingga berhenti dalam ketengadahan dan keterlamunan yang menjadi suatu
pertanyaan yang tak bisa menjadi pernyataan".