PUISI FEATURING ORGANISASI OLEH CHASIM CASICO
PUISI FEATURING ORGANISASI
Oleh
: Chasim Casico
Puisi
merupakan bagian dari karya sastra, ia
terbangun atas unsur-unsur makna yang tertuang dalam kata-kata. Dalam puisi
mengandung banyak makna yang tertuang didalamnya yaitu diksi, pengimajian, dan bagaimana
seorang penulis bisa menyuguhkan diksi yang
dapat diterima oleh penikmatnya. Dengan puisi kita bisa berekpresi,
berkarya, meluangkan segala benak didalam jiwa baik sedih, gembira, marah,
benci, simpatik dan sebagainya. Puisi adalah teman kencan dalam kesendirian
baik dalam keadaan senang atau sedih, puisi adalah keperluan jiwa yang melekat
pada tubuh kita, mata kita, hati kita, batin kita baik secara fisik maupun
batin, dengan menulis puisi atau berpuisi kita akan menemukan kepuasan
tersendiri, puisi tidak mengenal batas usia, tidak mengenal status sosial,
agama, politik, kesehatan dan sebagainya.
Siapa
saja bisa menulis puisi karena puisi adalah jiwa kita dan tubuh kita. Puisi
akan menghadirkan kata-kata yang indah, puisi lebih sulit dipahami maknanya
karena dalam puisi pemilihan katanya harus tepat jelasnya tidak bertele-tele.
Segala bentuk penuangan ide, imajinasi seorang penyair yang didasari oleh
seorang penulis dengan kata-katanya yang indah tertuang atas dasar penghayatan,
pengalaman yang melekat dalam jiwa.
Puisi bagaikan organisasi, dalam puisi mengandung unsur intrinsik dan ektrinsik
dan terbangun atas huruf, kata, lirik dan bait yang didalamnya mengandung rima,
diksi, majas, imaji dan tifografi sama halnya dengan organisasi yang terbentuk
dari struktur kepengurusan dari ketua, sekretaris, bendahara, dan divisi-divisi
lainnya. Jika kita pikirkan adanya
kesamaan dalam puisi juga, misalnya dalam puisi ada judul puisi dalam
organisasi ada ketua. Rima, diksi, majas, imaji dan tifografi dalam puisi
sedangkan organisasi diibaratkan sekretaris, bendahara dan divisi-divisinya. Jika
puisi dan organisasi memiliki kesinambungan maka organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpemimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (material, metode, lingkungan) sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Adanya
keterkaitan dengan puisi maka puisipun harus terorganisasi dengan baik,
bagaimana seorang penyair bisa mengumpulkan data-datanya untuk dijadikan sebuah
puisi dengan memilih tema atau judul puisi serta isi dalam puisi tersebut,
pekerjaan yang sangat sulit ketika seseorang yang akan membuat puisi tidak
punya dasar pengalaman, penghayatan, pengimajian yang kuat, mungkin saja tidak
akan jadi sebuah karya yaitu puisi dan memungkinkan tulisan itu disimpan dan
bahkan sobek atau dibuang ke tong sampah, sangat disayangkan sekali. Dalam membuat
puisi didasari niat yang tulus tidak terlalu dipaksakan dan adanya
keterpanggilan dari dalam jiwa kita sendiri.
Dalam
organisasi yang sudah dijelaskan diatas harus terencana, terorganisasi,
terpemimpin, terkendali, diibaratkan
saat kita akan membuat puisi harus benar-benar terencana atau sungguh-sungguh
sehingga karya puisi yang kita buat bisa menghasilkan karya puisi yang maksimal
dan bisa diterima dikalangan masyarakat baik itu lingkup sekolah maupun luar
sekolah serta terkendali disaat kita
mencoba untuk merangkai sebuah kata tanpa memaksakan kata-kata yang terlalu
ambigu seperti menggunakan kata ulat
besi dan sebagainya kita harus mampu mengolah katanya dengan baik tanpa
memaksakan atau terlalu mengindah-indahkan kata pada puisi. Dalam berorganisasi
setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu
secara langsung maupun tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih,
sehingga dapat berinteraksi secara efektif. Dan setiap individu bisa
berpartisipasi, didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran, emosi atau perasaan seseorang didalam situasinya. Didalam puisi juga sama
halnya dengan keterangan tersebut dalam
puisi, setiap penyair harus mampu beriteraksi dengan lingkungan, jiwa
atas dasar pengalaman dan kenangan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
dalam konteks kehidupan yang real atau nyata, seorang penyair harus mampu
memilih diksi dan judul puisi yang tepat
untuk dijadikan puisi, seorang penyair harus mampu mengolah dan memadukan
situasinya dalam merumuskan kata-kata menjadi sebuah puisi.
Adanya keterlibatan mental atau pikiran yaitu
seorang penyair harus memiliki mental yang kuat alias tidak lembek misalnya
karya kita dikritik oleh beberapa pihak yang tidak setuju dengan tulisan kita,
merasa dirinya belum mampu atau tidak yakin dengan karyanya sendiri serta emosi atau perasaan yang harus ditekankan pada diri seorang penyair. Puisi
tersusun atas kata dan makna ektetisnya semakin dalam dan rumit. Dalam kehidupan
sehari-hari puisi itu diciptakan dan berkembang bukan hanya sekedar untuk
hiburan, hobby tetapi puisi juga bisa dijadikan bahan ajar disekolah atau dalam
dunia pendidikan tergantung kebutuhan. Seorang penulis harus mempunyai
pemikiran yang mendalam dengan tingkat sensitifitas perasaan yang tinggi sama
halnya dalam organisasi harus mempunyai keloyalitasan yang tinggi, seorang
penyair dalam membuat puisi mempunyai kata yang terkandung keindahan kata.
Keindahan tersebut bisa berkaitan dengan kekaguman terhadap alam sekitar makna
yang bersifat berbagai perasaan dalam menjalani perasaan dalam menjalani hidup
penyair itu sendiri (seperti suka dan duka).
Puisi
feat Organisasi dengan berpuisi kita bisa berorganisasi dengan berorganisasi
kita bisa berpuisi, karena banyak organisasi atau UKM yang alirannya mengandung
nilai sastra yang didalamnya mencakup kesusastraan dan sebagainya dan tidak
terlepas dari PUISI misalnya Teater28 salah satu UKM yang ada di Universitas
Siliwangi Tasikmalaya yang dominan atau mutlak sebagai UKM yang bergerak pada
nilai kesusastraan, dalam organisasi tersebut kita diajarkan berteater,
berpuisi, menulis sastra seperti membuat puisi dan sebagainya. Sebagai generasi
muda hendaknya kita belajar menulis karya sastra baik itu puisi, cerpen, novel,
naskah dan sebagainya, karena dengan belajar menulis selain kita mendapatkan
pengalaman serta ilmu yang banyak kita juga akan mendapatkan uang jika karya
kita dimuat. Dengan menulis kita akan berbagi ilmu dengan berorganisasi kita
akan mendapatkan ilmu yang berharga. Jadikanlah puisi sebagai daunnya dan
organisasi sebagai ranting serta pohonnya. Puisi memberikan sejuta warna
kehidupan, yang muda penuh karya itu luar biasa.
“Ekspresikan dirimu dengan menulis
puisi, ekspresikan dirimu dengan berorganisasi, dengan puisi dan organisasi
kita bisa berekpresi”.
Tasikmalaya, 06 Desember 2012
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Siliwangi Tasikmalaya